Konfigurasi
routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu:
1. Minimal Routing
Dari namanya dapat
diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak
diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari
network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja.
2. Static Routing
Konfigurasi routing jenis
ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway,
umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada
masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil.
Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang
static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang
diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak
bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih
menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah
router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing
tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk
jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.
3. Dynamic Routing
Dalam sebuah network
dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang
sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar
yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan
routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel
routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang,
dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing
memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol
ini bisa memakan resource komputer.